Foto: 20Detik Jakarta - Masyarakat rela antre panjang di depan Super Store, yang menyediakan merchandise
Asian Games 2018. Mereka bertekad mempunyai kenang-kenangan yang bernilai sejarah.
Sejak diselenggarakan pertama di New Delhi, India pada 1951, Indonesia pernah menjadi tuan rumah pada 1962 di Jakarta. Momen tuan rumah ini gres dapat terulang dan dirasakan masyarakat sehabis menunggu 56 tahun.
Penyelenggaraan Asian Games pada perhelatan yang pertama hingga ke-10 waktu itu belum mengenalkan maskot khas tuan rumah secara luas. Meskipun Asian Games pertama di New Delhi menampilkan gajah, tapi logo utamanya yaitu Friendship-Fraternity-Forever (Pertemanan Persaudaraan Selamanya).
Pada tahun 1962, Indonesia memakai lambang Garuda sebagai logo Asian Games ke-4. Ada kata-kata Madju Terus (Ever Onward) di dalam logo resmi tersebut.
Barulah pada Asian Games ke-11 di Beijing, China mengenalkan maskot yang jadi ciri khas tuan rumah. Pada tahun itu 1990, China mengenalkan huruf Panda sebagai maskot utama. Tapi, di Asian Games tahun 1982 di New Delhi, India gotong royong juga mulai resmi memakai maskot gajah yang diberi nama Appu.
Sejak ketika itu, para tuan rumah mulai mengenalkan huruf maskot yang jadi ciri khas negaranya. 2006 di Doha, Qatar dikenalkan binatang langka Oryx dengan nama Arry. Lalu 2010 di Guangzhou, dikenalkan lima maskot domba jantan dengan nama A Xiang, A He, A Ru, A Yi, dan Le Yangyang.
Di Asian Games 2018 ini Indonesia memakai tiga huruf Bhin Bhin, Atung, dan Kaka yang jadi maskot. Tiga maskot ini merepresentasikan Burung Cendrawasih, Rusa Bawean dan Badak Jawa bercula satu.
Maskot-maskot inilah yang menjadi buruan warga khususnya merchandise boneka. Selain untuk menyemarakkan Asian Games, mereka rela antri berjam-jam untuk berburu maskot ini yang dijual di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
"Ini event jarang dan nggak setahun sekali diselenggarakan di Indonesia. Makanya aku cari maskot Asian Games untuk koleksi," kata Dian kepada
detikSport, Jakarta, Kamis (30/8/2018).
Menurutnya, ia rela antri semenjak pukul 09.00 WIB alasannya yaitu memang ingin sekali berburu Bhin Bhin, Atung dan Kaka. Tapi alasannya yaitu dibatasi, ia hanya dapat membeli 3 boneka saja.
Juga demikian dengan Angga warga dari daerah sekitar Jakarta. Ia mesti berangkat pukul 07.00 WIB dari rumahnya hanya untuk membeli maskot Kaka. Apalagi, maskot warak tersebut sering diberikan kepada atlet peraih emas.
"Yang paling sulit Kaka, yang ini gampang habis. Untung tadi ada sisa di kasir alasannya yaitu penjualannya dibatasi," ujar Angga.
Tapi, alasannya yaitu menjadi barang buruan, penjualan maskot Bhin Bhin, Atung dan Kaka dibatasi oleh panitia. Pihak panitia Asian Games 2018 (INASGOC) mulai menjual maskot ini dengan cara preorder.
"Jangan khawatir, biar kami dapat membuka preorder. Caranya, tiba ke Super Store, kemudian memesan dengan menawarkan data, kemudian membayar. Kami akan mengirimkan dalam dua atau tiga minggu," kata Mochtar Sarman, wakik eksekutif Merchandise dan Unit INASGOC pada Rabu (29/8).
Simak Juga 'Rela Anter Panjang demi Suvenir Asian Games':
[Gambas:Video 20detik]
ADS HERE !!!