Foto: Mercy Raya/detikSport Jakarta - Atlet nasional menembak tak dapat memaksimalkan status tuan rumah ke
Asian Para Games 2018. Sampai dikala ini, venue masih direnovasi.
Pelatnas menembak Asian Para Games sudah memindahkan latihan dari Solo, Jawa Tengah ke Jakarta semenjak empat hari lalu. Tapi, mereka tak dapat berlatih di venue sebenarnya dikala lomba. Upaya untuk menyesuaikan diri sedini mungkin dengan venue pun gagal dilakukan.
Sampai dikala ini, venue menembak di Lapangan Tembak Senayan masih direnovasi. Untuk sementara, latihan dilakukan di gedung yang sama tapi beda lantai.
"Kami harus sudah di Jakarta, sebab di Solo kami pakai sasaran tembak manual, dalam arti sasaran kertas. Sekali tembak, gres melihat perkenaan," kata instruktur menembak nasional, Saridi, kepada
detikSport, Minggu (16/9/2018)
"Sementara, dikala tanding pakai alat sasaran elektrik. Komputer. Makara komputer itu akan kelihatan dimana tembakan dan perkenaannya dan eksklusif keluar nilainya berikut komanya. Makara lebih akurat. Sesuai dengan pertandingan," ujar dia.
Menembak merupakan salah satu dari 18 cabang olahraga yang dipertandingkan di Asian Para Games yang berlangsung 6 hingga 13 Oktober 2018. Cabang itu memperebutkan 13 medali emas dengan dua penjabaran SH 1 (disabilitas kaki memakai dingklik roda dan amputasi kaki) dan SH 2 (disabilitas tangan). Dari dua itu dibagi menjadi 3 kelas adalah ringan, sedang, dan berat.
Kontingen Indonesia menurunkan 11 penembaknya yang terdiri dari 7 putra dan 4 putri. Dua di antara atletnya memakai dingklik roda.
"Di lapangan tembak yang untuk tanding masih direhab. Makara kami memakai area lantai dua untuk latihan. Untuk dua atlet dingklik roda ya otomatis digendong. Sementara untuk tongkat masih dapat berjalan melewati tangga," ujarnya.
"Tidak apa-apa. Yang penting semangat atlet saya," ujar dia.
ADS HERE !!!