Silviana ketika beraksi di meja biliar. (Foto: Mochamad Solehudin/Detikcom) Jakarta - Pengamat olahraga
biliar H.N Fathul menyayangkan perilaku PB POBSI yang tidak tegas dalam menjalankan hukum terkait kasus
Silviana.
Proses mutasi Silvana dari Kalimantan Barat ke Papua mengalami hambatan. Bahkan, jawaban tidak adanya kejelasan mengenai mutasi tersebut pebiliar putri yang pada PON 2016 kemudian menyabet dua medali emas ini terancam tidak dapat mengikuti Kejuaraan Nasional (Kejurnas) biliar di Bandung.
Andai itu terjadi, prestasi Silvana dapat saja terhambat. Padahal Silviana merupakan aset nasional yang harus dijaga.
"Kalau tidak ikut Kejurnas, pertama menciptakan atlet terkatung-katung. Kejurnas ini satu moment penting bagi atlet untuk prestasi," kata Fathul, kepada detikcom, Minggu (25/11/2018).
Dia melanjutkan, proses mutasi Silviana dari Kalimantan Barat ke Papua seharusnya tida ada masalah. Karena menurutnya Silviana telah memenuhi Surat Keputusan PB POBSI terkait mutasi atlet biliar.
"Jadi tidak ada alasan PB POBSI untuk tidak mengesahkan. Silviana ini atlet nasional, pemain Sea Games juga. Harusnya PB POBSI berani menegakan aturan," katanya.
Diberitakan sebelumnya, pebiliar putri Silviana terancam tidak dapat mengikuti Kejuaran Nasional (Kejurnas) biliar yang digelar di Bandung. Pasalnya, proses mutasi Silviana dari Kalimantan Barat ke Papua mengalami masalah.
Manajer Silviana, Leo Kamarudin, menjelaskan bahwa permasalahan berawal dari permohonan mutasi Siliviana di tingkat pengurus POBSI Kalimantan Barat. Namun, permohonannya ditolak alasannya tidak ada domisili pindah dan keterangan bekerja.
"Akhirnya kita lengkapi, tapi belum dikeluarkan Pengprov (POBSI) Kalbar, padahal dari Pengcab Pobsi Kabupaten Sekadau sudah disetujui," kata Leo, ketika ditemui di Click Square, Kota Bandung, Sabtu (24/11/2018).
Tonton juga 'Gadis Cilik Indonesia Kaprikornus Juara Dunia Catur':
[Gambas:Video 20detik]
ADS HERE !!!